INTENSITAS RADIASI
INTENSITAS RADIASI
Pada
tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan eksperimen
untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Ia menemukan
bahwa daya total per satuan
luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh
suatu benda hitam panas (intensitas total) adalah sebanding dengan pangkat
empat dari suhu mutlaknya. Sehingga dapat dirumuskan:
Dengan I menyatakan
intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua frekuensi, T adalah
suhu mutlak benda, dan σ adalah tetapan Stefan-Boltzman, yang bernilai 5,67 ×
10-8 Wm-2K-4. Gambar berikut
memperlihatkan spektrum cahaya yang dipancarkan benda hitam sempurna pada
beberapa suhu yang berbeda. Grafik tersebut memperlihatkan bahwa antara antara
panjang gelombang yang diradiasikan dengan suhu benda memiliki hubungan yang
sangat rumit.
Untuk
kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum yang sama, hanya
diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil daripada 1 sehingga:
Intensitas
merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai:
Keterangan:
P =
daya radiasi (W)
Q = energi kalor (J)
A =
luas permukaan benda (m2)
e =
koefisien emisivitas
T =
suhu mutlak (K)
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang
elektromagnetik cahaya, Ludwig Boltzmann (1844 – 1906) secara teoritis
menurunkan hukum yang diungkapkan oleh Joseph Stefan (1853 – 1893) dari
gabungan termodinamika dan persamaan-persamaan Maxwell. Oleh
karena itu, persamaan diatas dikenal juga sebagai Hukum Stefan-Boltzmann, yang
berbunyi:
“Jumlah energi yang dipancarkan
per satuan permukaan sebuah benda hitam dalam satuan waktu akan berbanding
lurus dengan pangkat empat temperatur termodinamikanya”.
Lima tahun kemudian konfirmasi mengesankan dari teori gelombang
elektromagnetik cahaya diperoleh ketika Boltzmann
menurunkan hokum Stefan dari gabungan termodinamika dan persamaan-persamaan Maxwell. Karena itu,
Persamaan 1.3 dikenal juga sebagai Hukum Stefan-Boltzmann.
Jika suatu benda misalnya logam dipanaskan terus pada suhu tinggi maka warna
pijarnya berubah mulai dari pijar merah
( kira-kira C ) sampai ke putih 9 kira-kira C ). Bentuk grafik antara
intensitas radiasi cahaya terhadap panjang gelombangnya dinamakan grafik , pada
berbagai suhu. Untuk suhu yang lebih tinggi , panjang gelombang untuk
intensitas maksimum bergeser ke panjang gelombang yang lebih pendek.
Wilhelm Wien pada tahun
1896 menyatakan hukumnya yang dikenal dengan hukum Pergeseran Wien : Panjang gelombang untuk intensitas cahaya
maksimum berkurang dengan meningkatnya suhu.
Bila suhu benda terus
ditingkatkan, intensitas relative dari spectrum cahaya yang dipancarkan
berubah. Ini menyebabkan pergeseran dalam warna-warna spectrum yang diamati,
yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda seperti pada gambar
Gambar 2 Grafik
Pergeseran Wien
Gambar diatas menunjukkan grafik
antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda hitam terhadap
panjang gelombang (grafik I –l) pada berbagai suhu. Total energi kalor radiasi
yang dipancarkan adalah sebanding dengan luas di bawag grafik. Tampak bahwa
total energi kalor radiasi radiasi meningkat dengan meningkatnya suhu (menurut hokum Stefan- Bolztman. Energi kalor
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak.
Radiasi
kalor muncul sebanding suatau spectra kontinu, bukan spectra diskret seperti
garis-garis terang yang dilihat dalam spectra nyala api. Atau garis-garis gelap
yang dapat dilihat dalam cahaya matahari (garis Fraunhofer) (Spektra adalah
bentuk tunggal spectrum) Sebagai gantinya, semua panjang gelombang hadir dalam
distribusi energi kalor yang luas ini. Jika suhu bendahitam meningkat,
panjang gelombang untuk intensitas maksimum (lm) bergeser ke nilai panjang
gelombang yang lebih pendek.
Pengukuran
spectra benda hitam menunjukkan bahwa panjang gelombang untuyk intensitas
maksimum (lm) berkurang dengan meningkatnya suhu, seperti pada persamaan
berikut :
Keterangan :
λm = panjang
gelombang dengan intensitas maksimum (m)
T
= suhu mutlak benda hitam (K)
C
= tetapan pergeseran Wien = 2,90 x 10-3 m K
Pada
suhu yang lebih tinggi (dalm orde 1000 K ) benda mulai berpijar
merah, seperti besi dipanaskan. Pada suhu diatas 2000 K benda pijar kuning atau
keputih-putihhan, seperti besi berpijar putih atau pijar putih dari filament
lampu pijar.
Jika
suatu benda padat dipanaskan maka benda itu akan memancarkan radiasi kalor.
Pada suhu normal, kita tidak menyadari radiasi elektromagnetik ini karena
intensitasnya rendah. Pada suhu lebih tinggi ada cukup radiasi inframerah yang
tidak dapat kita lihat tetapi dapat kita rasakan panasnya jika kita mendekat ke
benda tersebut.
Gambar 3 Perbandingan grafik I – l antara grafik
Rayleigh-Jeans dan grafik hasil eksperimen
Konsistensi antara Hukum Pergeseran Wien dengan Hukum Stefan-Boltzmann
dapat diperiksa dengan menghitung kembali suhu mutlak permuakan matahari.
Anggap bahwa puncak kepekaan mata terjadi pada kira-kira 500nm ( cahaya biru
kehijauan ) bertepatan dengan untuk
Matahari ( benda hitam ), maka suhu matahari menurut hukum pergeseran Wien
adalah
Fisika klasik menyatakan bahwa spektra radiasi benda hitam adalah kontinu,
dan mereka aggal menjelaskan radiasi benda hitam. Planck justru mengemukakan
gagasan baru yang radikal dan bertenteangan dengan fisika klasik, dengan
menyatakan bahwa energy radiasi benda hitam adalah terkuantitasi ( diskret ).
Pernyataan radikal inilah yang menandai lahirnya teori kuantum. Karena itu,
teori fisiska sebelum tahun 1900 disebut fisika
kalsik , sedangkan teori fisika sesudah tahun 1900 disebut fisika modern.
Kurva yang
didapatkan dari percobaan sebelumnya merupakan hasil yang empiris, yakni
diperoleh dan disimpulkan sebagai hasil pengamatan atau percobaan. Pada masa
itu para ilmuwan mencoba mencari penjelasan atas kenyataan empiris tersebut.
Pada masa tersebut pula dua ilmuwan, yakni Lord Rayleigh (1842-1919) dan Sir
James Hopward Jeans (1877-1946) mencoba menggunakan teori kinetik gas dalam fisika
klasik untuk mengolah hasil empiris tersebut.
Menurut fisika
klasik mengenai ekuipartisi energi, energi rata-rata setiap derajat kebebasan
pada suhu T adalah ½ kT. Maka energi total untuk setiap getaran gelombang
menjadi kT, dengan k adalah tetapan Stefan-Boltzmann. Meskipun mustahil untuk dapat menghitung besarnya
kecepatan setiap partikel gas dalam suatu ruang, teori maxwell dapat mengaitkan
kecepatan setiap partikel tersebut terhadap banyaknya partikel di dalam suatu
kotak dan dijabarkan melalui kurva distribusi Maxwell. Disini Rayleigh-Jeans
melihat bahwa kurva yang dijabarkan oleh maxwell serupa dengan hasil yang
diperoleh pada intensitas spektrum radiasi kalor Karena sebaran energi kinetik
diwakili oleh sebaran kecepatan karena energi kinetik dapat dinyatakan dalam
kecepatan. Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa ada kemiripan antara sifat
panas benda dan radiasi kalor.
yang kecil berada dalam wilayah panjang gelombang ultraviolet.l mengecil.
yang kecil berada dalam wilayah panjang gelombang ultraviolet.l mengecil.
Penyimpangan
persamaan Rayleigh-Jeans yang sangat jauh ini selanjutnya diberi istilah
katastropi ultraviolet karena l mendekati nol. Hal ini
sangat menyimpang dari hasil empiris yang menunjukkan bahwa intensitas akan
mendekati nol jika l yang mengecil, intensitas akan membesar. Bahkan
intensitas akan menuju tak hingga jika l yang besar. Akan tetapi
hasil matematis yang didapatkan mereka untuk l mendekati
tak hingga maka intensitas akan mendekati nol. Hal ini sesuai dengan hasil
empiris untuk l yang membesar, intensitas akan semakin kecil dan jika lBerdasarkan prinsip ekuipartisi energi, persaman
matematis yang didapatkan oleh Rayleigh dan Jeans menunjukkan bahwa untuk
Hal tersebut disebabkan mereka beranggapan bahwa energi yang dimiliki oleh setiap spektrum gelombang bersifat kotinu. Artinya, energi gelombang dapat memiliki sembarang nilai dalam batas yang ditentukan. Sehingga didapatkan nilai energi yang mungkin dengan jumlah yang tak terhingga. Dan anggapan tersebut menghasilkan suatu fungsi yang mengakibatkan ketidaksesuaian dengan hasil eksperimen pada panjang gelombang pendek.
Hal tersebut disebabkan mereka beranggapan bahwa energi yang dimiliki oleh setiap spektrum gelombang bersifat kotinu. Artinya, energi gelombang dapat memiliki sembarang nilai dalam batas yang ditentukan. Sehingga didapatkan nilai energi yang mungkin dengan jumlah yang tak terhingga. Dan anggapan tersebut menghasilkan suatu fungsi yang mengakibatkan ketidaksesuaian dengan hasil eksperimen pada panjang gelombang pendek.
Teori
Wien cocok dengan spektrum radaisi benda hitam untuk panjang gelombang yang
pendek, dan menyimpang untuk panjang gelombang yang panjang. Teori
Rayleigh-Jeans cocok dengan spektrum radiasi benda hitam untuk panjang
gelombnag yang panjang, dan menyimpang untuk panjang gelombang yang pendek.
Jelas bahwa fisika klasik gagal menjelaskan tentang radiasi benda hitam. Inilah
dilema fisika klasik di mana Max Planck mencurahkan seluruh perhatiannya.
Teori
spektrum radiasi benda hitam Rayleigh dan Jeans yang meramalkan intensitas yang
tinggi pada panjang gelombang rendah (atau dikenal dengan ramalan bencana
ultraungu). Ramalan bencana ultraungu dapat dipecahkan oleh teori Planck yang
menganggap bahwa radiasi elektromagnetik dapat merambat hanya dalam paket-paket
atau kuanta.
Pada
tahun 1900 Max Planck mengemukakan teorinya tentang radiasi benda hitam yang
sesuai dengan hasil eksperimen. Planck menganggap bahwa gelombang
elektromagnetik berperilaku sebagai osilator di rongga. Getaran yang
ditimbulkan osilator kemudian diserap dan dipancarkan kembali oleh atom-atom.
Planck sampai pada kesimpulan bahwa energy yang dipancarkan dan diserap
tidaklah kontinu. Tetapi, energi dipancarkan dan diserap dalam bentuk
paket-paket energi diskret yang disebut kuanta.
Dengan
hipotesanya, Planck berhasil menemukan suatu persamaan matematika untuk radiasi
benda hitam yang benar-benar sesuai dengan data hasil eksperimennya. Persamaan
Planck tersebut kemudian disebut hukum radiasi benda hitam Planck. Ia
berpendapat bahwa ukuran energi kuantum (foton) sebanding dengan frekuensi
radiasinya. Rumusannya adalah:
Atau
Keterangan:
E : Energi Foton (joule)
h : konstanta Planck (6,626 . 10-34
J.s = 4,136 . 10-15 eV.s)
n : bilangan kuantum (n = 0, 1, 2, . .
., n)
u/f :
frekuensi radiasi (Hz)
Energi
minimum (hf) yang diradiasikan
osilator disebut dengan kuantum energi.
0 komentar:
Posting Komentar